Sabtu, 27 November 2010

Dua Bayi di Dalam Satu Palungan (Renungan Natal)

HI, mentang2 masa adven kayanya gw jadi rajin ngeupdate ttg natal hhe.. abs jujur aja crta2 gtu srg ngebuka hati gw yg lagi suram gtu hhha >< semoga bermanfaat ya buat kalian GB



Dua warga Amerika memenuhi undangan Departemen Pendidikan Rusia untuk mengajar moral dan etika yang berdasarkan prinsip-prinsip Injil di sebuah panti asuhan. Di Panti asuhan yang merupakan program kepedulian pemerintah tersebut, tinggallah kira2 seratus anak lelaki dan perempuan terlantar yang menerima perlakuan kejam dari orangtuanya dan korban perlakuan tidak adil lainnya. Kedua warga Amerika tersebut menceritakan pengalaman mereka berikut ini. Saat itu mendekati musim liburan tahun 1994 saatnya bagi anak-anak yatim piatu untuk pertama kalinya mendengarkan cerita tradisional tentang Natal.

Mereka bercerita tentang Maria dan Yusuf yang tiba di Betlehem dan ternyata tidak mendapat kamar di penginapan. Lalu pasangan ini pergi ke sebuah kandang, di mana akhirnya bayi Yesus dilahirkan dan diletakkan dalam sebuah palungan. Anak-anak dan staf panti asuhan mendengarkan alur cerita dengan penuh kekaguman. Beberapa di antaranya duduk di ujung kursi tanpa sandaran, mencoba memahami setiap kata dari cerita tersebut. Setelah selesai bercerita, dua warga AS tersebut memberi anak – anak itu tiga buah karton kecil untuk membuat sebuah palungan sederhana. Setiap anak diberi sehelai kertas berbentuk bujursangkar kecil yang diperoleh dari menggunting lap kuning yang warga AS itu
bawa, sebab tidak ada kertas berwarna di kota itu. Anak – anak mengikuti instruksi dengan menyobek kertas dan dengan hati-hati ,meletakkan jajaran sobekan kertas di dalam palungan sebagai jerami. Guntingan kain flannel yang diperoleh dari gaun malam bekas digunakan sebagai selimut bayi. Sebuah boneka bayi pun telah disediakan dari Amerika.

Semua anak yatim piatu sibuk membuat palungan mereka, sementara sang relawan berkeliling untuk me-lihat-lihat siapa tahu ada yang butuh bantuan. Semua berjalan lancar ,sampai relawan AS itu mendapati satu meja di mana Misha kecil berada. Ia tampaknya berusia kira – kira enam tahun dan telah menyelesaikan pekerjaannya. Ketika ditengok ke dalam palungan anak laki – laki itu, si warga AS itu tercengang melihat ada dua bayi dalam palungan, bukan hanya satu.


Dengan cepat dipangginya l penerjemah untuk menanyakan anak itu mengapa ada dua bayi dalam palungan yang dibuatnya. Sambil melihat memandangi palungannya itu, anak itu mulai mengulangi cerita yang didengarnya tadi dengan amat serius. Untuk anak sekecil itu, yang mendengar cerita Natal hanya sekali, ia menceritakannya dengan cermat …. Sampai tiba pada bagian di mana Maria meletakkan Yesus di palungan. Misha membuat akhir cerita menurut versinya sendiri, sewaktu ia berkata : Dan ketika Maria membaringkan bayi itu dalam palungan. Yesus memandangku dan bertanya kepada saya apakah saya punya tempat tinggal. Saya berkata kepada-Nya bahwa saya tidak punya papa dan mama, jadi saya tidak punya tempat tinggal. Kemudian Yesus berkata kepada saya bahwa saya dapat tinggal bersama-Nya.

Tetapi saya bilang saya tidak bisa begitu karena saya tidak punya hadiah untuk diberikan kepada-Nya, seperti halnya yang dilakukan anak-anak lain. Tetapi saya sangat ingin tinggal bersama Yesus, jadi saya berpikir, apa ya milik saya yang dapat saya gunakan sebagai hadiah. Maka saya lalu bertanya kepada Yesus : “Jika saya memberi-Mu kehangatan, apakah hal itu merupakan hadiah yang cukup baik?” Dan Yesus menjawab: “Jika kamu memberi-Ku kehangatan, hal itu adalah hadiah terbaik yang pernah Ku-terima.” Maka saya masuk ke dalam palungan dan kemudian Yesus memandangku dan Dia berkata bahwa saya dapat tinggal bersama-Nya…. selamanya.”

Ketika Misha kecil mengakhiri ceritanya matanya berlinangan penuh air mata yang menetes ke pipinya. Ia menutup mukanya dengan kedua tangannya, menelungkupkan kepalanya ke atas meja dan ia menangis tersedu sampai bahunya ter-guncang-gunjang . Anak yatim piatu yang kecil itu telah menemukan “seseorang” yang tidak akan pernah menelantarkan atau memberikan perlakuan buruk kepadanya, ….. seseorang yang akan tinggal bersamanya … selamanya.

“Saya telah belajar dari kejadian ini,” si pengajar Amerika mengakhiri ceritanya….., “…ternyata yang lebih berharga dalam hidup ini adalah … Siapa yang kumiliki bukan… Apa yang kumiliki !”

God Bless You

Sebuah kisah renungan natal yang dapat memotivasi orang untuk lebih dekat kepada Allah. Kisah ini diambil dari berbagai sumber tanpa mengurangi dan menambahkan isi dari cerita. Selamat menjelang Natal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar