Senin, 05 September 2011

Jangan "Ngambek" berkepanjangan terhadap orang yang kamu kasihi



Sebuah salah pengertian yg mengakibatkan kehancuran sebuah rumah
 tangga.Tatkala nilai akhir sebuah kehidupan sudah terbuka,tetapi segalanya
 sudah terlambat. Membawa nenek untuk tinggal bersama menghabiskan masa
 tuanya bersama kami,malah telah menghianati ikrar cinta yang telah kami buat
 selama ini,setelah 2 tahun menikah,saya dan suami setuju menjemput nenek
 di kampung untuk tinggal bersama .

Sejak kecil suami saya telah kehilangan ayahnya,dia adalah
satu-satunya harapan nenek,nenek pula yang membesarkannya dan menyekolahkan
 dia hingga tamat kuliah.

 Saya terus mengangguk tanda setuju,kami segera menyiapkan sebuah
 kamar yang menghadap taman untuk nenek,agar dia dapat berjemur,menanam bunga
 dan sebagainya.Suami berdiri didepan kamar yang sangat kaya dengan sinar
 matahari,tidak sepatah katapun yang terucap tiba-tiba saja dia mengangkat
 saya dan memutar-mutar saya seperti adegan dalam film India dan berkata
"Mari,kita jemput nenek di kampung".

 Suami berbadan tinggi besar,aku suka sekali menyandarkan kepalaku ke
 dadanya yang bidang,ada suatu perasaan nyaman dan aman disana.Aku seperti
 sebuah boneka kecil yang kapan saja bisa diangkat dan dimasukan kedalam
 kantongnya.Kalau terjadi selisih paham diantara kami,dia suka tiba-tiba
 mengangkatku tinggi-tinggi diatas kepalanya dan diputar-putar sampai aku
 berteriak ketakutan baru diturunkan.Aku sungguh menikmati saat-saat
 seperti itu.
 Kebiasaan nenek di kampung tidak berubah.Aku suka sekali menghias
 rumah dengan bunga segar,sampai akhirnya nenek tidak tahan lagi dan
 berkata kepada suami:"Istri kamu hidup foya-foya ,buat apa beli bunga?Kan
 bunga tidak bisa dimakan?" Aku menjelaskannya kepada nenek:"Ibu,rumah
 dengan bunga segar membuat rumah terasa lebih nyaman dan suasana hati
 lebih gembira."Nenek berlalu sambil mendumel,suamiku berkata sambil
 tertawa:"Ibu,ini kebiasaan orang kota,lambat laun ibu akan terbiasa juga."



 Nenek tidak protes lagi,tetapi setiap kali melihatku pulang sambil
 membawa bunga,dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya berapa harga
 bunga itu,setiap mendengar jawabanku dia selalu mencibir sambil
 menggeleng-gelengkan kepala.Setiap membawa pulang barang belanjaan,dia
 selalu tanya itu berapa harganya ,ini berapa.Setiap aku jawab,dia selalu
 berdecak dengan suara keras.Suamiku memencet hidungku sambil
 berkata:"Putriku,kan kamu bisa berbohong.Jangan katakan harga yang
 sebenarnya." Lambat laun,keharmonisan dalam rumah tanggaku mulai terusik.


Nenek sangat tidak bisa menerima melihat suamiku bangun pagi
 menyiapkan sarapan pagi untuk dia sendiri,di mata nenek seorang anak
 laki-laki masuk ke dapur adalah hal yang sangat memalukan.Di meja  makan,wajah nenek selalu cemberut dan aku sengaja seperti tidak
 mengetahuinya.Nenek selalu membuat bunyi-bunyian dengan alat makan seperti
 sumpit dan sendok,itulah cara dia protes.



 Aku adalah instrukstur tari,seharian terus menari membuat badanku
 sangat letih,aku tidak ingin membuang waktu istirahatku dengan bangun pagi  apalagi disaat musim dingin.Nenek kadang juga suka membantuku di

dapur,tetapi makin dibantu aku menjadi semakin repot,misalnya;dia suka
 menyimpan semua kantong-kantong bekas belanjaan,dikumpulkan bisa untuk
 dijual katanya.Jadilah rumahku seperti tempat pemulungan kantong
 plastik,dimana-mana terlihat kantong plastik besar tempat semua kumpulan
 kantong plastik.


Kebiasaan nenek mencuci piring bekas makan tidak menggunakan cairan
 pencuci,agar supaya dia tidak tersinggung,aku selalu mencucinya sekali  lagi pada saat dia sudah tidur.Suatu hari,nenek mendapati aku sedang
 mencuci piring malam harinya,dia segera masukke kamar sambil membanting
 pintu dan menangis.Suamiku jadi serba salah,malam itu kami tidur seperti
 orang bisu,aku coba bermanja-manja dengan dia,tetapi dia tidak perduli.Aku
 menjadi kecewa dan marah."Apa salahku?" Dia melotot sambil berkata:"Kenapa
 tidak kamu biarkan saja? Apakah memakan dengan pring itu bisa membuatmu
 mati?"

 Aku dan nenek tidak bertegur sapa untuk waktu yang cukup lama,suasana
 mejadi kaku.Suamiku menjadi sangat kikuk,tidak tahu harus berpihak pada
 siapa?Nenek tidak lagi membiarkan suamiku masuk ke dapur,setiap pagi dia
 selalu bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuknya,suatu kebahagiaan
 terpancar di wajahnya jika melihat suamiku makan dengan lahap,dengan sinar
 mata yang seakan mencemohku sewaktu melihat padaku,seakan berkata dimana
 tanggung jawabmu sebagai seorang istri?

 Demi menjaga suasana pagi hari tidak terganggu,aku selalu membeli
 makanan diluar pada saat berangkat kerja.Saat tidur,suami berkata:"Lu
 di,apakah kamu merasa masakan ibu tidak enak dan tidak bersih sehingga
 kamu tidak pernah makan di rumah?" sambil memunggungiku dia berkata tanpa
 menghiraukan air mata yg mengalir di kedua belah pipiku.Dan dia akhirnya
 berkata:"Anggaplah ini sebuah permintaanku,makanlah bersama kami setiap
 pagi."Aku mengiyakannya dan kembali ke meja makan yg serba canggung itu.

Pagi itu nenek memasak bubur,kami sedang makan dan tiba-tiba ada
 suatu perasaan yang sangat mual menimpaku,seakan-akan isi perut mau keluar
 semua.Aku menahannya sambil berlari ke kamar mandi,sampai disana aku
 segera mengeluarkan semua isi perut.Setelah agak reda,aku melihat suamiku
 berdiri didepan pintu kamar mandi dan memandangku dengan sinar mata yg
 tajam,diluar sana terdengar suara tangisan nenek dan berkata-kata dengan
 bahasa daerahnya.Aku terdiam dan terbengong tanpa bisa
 berkata-kata.Sungguh bukan sengaja aku berbuat demikian!.

 Pertama kali dalam perkawinanku,aku bertengkar hebat dengan
 suamiku,nenek melihat kami dengan mata merah dan berjalan menjauh..suamiku
 segera mengejarnya keluar rumah.


 Menyambut anggota baru tetapi dibayar dengan nyawa nenek.

 Selama 3 hari suamiku tidak pulang ke rumah dan tidak juga
 meneleponku.Aku sangat kecewa,semenjak kedatangan nenek di rumah ini,aku
 sudah banyak mengalah,mau bagaimana lagi?Entah kenapa aku selalu merasa
 mual dan kehilangan nafsu makan ditambah lagi dengan keadaan rumahku yang
 kacau,sungguh sangat menyebalkan.Akhirnya teman sekerjaku berkata:"Lu
 Di,sebaiknya kamu periksa ke dokter."Hasil pemeriksaan menyatakan aku
sedang hamil.Aku baru sadar mengapa aku mual-mual pagi itu.Sebuah berita
 gembira yang terselip juga kesedihan.Mengapa suami dan nenek sebagai orang
 yang berpengalaman tidak berpikir sampai sejauh itu?


Di pintu masuk rumah sakit aku melihat suamiku,3 hari tidak bertemu
 dia berubah drastis,muka kusut kurang tidur,aku ingin segera berlalu
 tetapi rasa iba membuatku tertegun dan memanggilnya.Dia melihat ke arahku
 tetapi seakan akan tidak mengenaliku lagi,pandangan matanya penuh dengan
 kebencian dan itu melukaiku.Aku berkata pada diriku sendiri,jangan lagi
 melihatnya dan segera memanggil taksi.Padahal aku ingin memberitahunya
 bahwa kami akan segera memiliki seorang anak.Dan berharap aku akan
 diangkatnya tinggi-tinggi dan diputar-putar sampai aku minta ampun
 tetapi..... mimpiku tidak menjadi kenyataan.Didalam taksi air mataku
 mengalir dengan deras.Mengapa kesalah pahaman ini berakibat sangat buruk?


 Sampai di rumah aku berbaring di ranjang memikirkan peristiwa
 tadi,memikirkan sinar matanya yg penuh dengan kebencian,aku menangis
 dengan sedihnya.Tengah malam,aku mendengar suara orang membuka laci,aku
 menyalakan lampu dan melihat dia dengan wajah berlinang air mata sedang
 mengambil uang dan buku tabungannya.Aku nenatapnya dengan dingin tanpa
 berkata-kata.Dia seperti tidak melihatku saja dan segera
 berlalu.Sepertinya dia sudah memutuskan untuk meninggalkan aku.Sungguh
 lelaki yang sangat picik,dalam saat begini dia masih bisa membedakan antara
 cinta dengan uang.Aku tersenyum sambil menitikan air mata.



 Aku tidak masuk kerja keesokan harinya,aku ingin secepatnya
 membereskan masalah ini,aku akan membicarakan semua masalah ini dan pergi
 mencarinya di kantornya.Di kantornya aku bertemu dengan seketarisnya yg
 melihatku dengan wajah bingung."Ibunya pak direktur baru saja mengalami
 kecelakaan lalu lintas dan sedang berada di rumah sakit.Mulutku terbuka
 lebar.Aku segera menuju rumah sakit dan saat menemukannya,nenek sudah
 meninggal.Suamiku tidak pernah menatapku,wajahnya kaku.Aku memandang jasad
 nenek yang terbujur kaku.Sambil menangis aku menjerit dalam
 hati:"Tuhan,mengapa ini bisa terjadi?"


 Sampai selesai upacara pemakaman,suamiku tidak pernah bertegur sapa denganku,jika memandangku selalu dengan pandangan penuh dengan
 kebencian.Peristiwa kecelakaan itu aku juga tahu dari orang lain,pagi itu
 nenek berjalan ke arah terminal,rupanya dia mau kembali ke kampung.Suamiku
 mengejar sambil berlari,nenek juga berlari makin cepat sampai tidak
melihat sebuah bus yang datang ke arahnya dengan kencang.Aku baru mengerti
 mengapa pandangan suamiku penuh dengan kebencian.Jika aku tidak muntah
 pagi itu,jika kami tidak bertengkar, jika............dimatanya,akulah
 penyebab kematian nenek.


 Suamiku pindah ke kamar nenek,setiap malam pulang kerja dengan badan
 penuh dengan bau asap rokok dan alkohol.Aku merasa bersalah tetapi juga
 merasa harga diriku terinjak-injak.Aku ingin menjelaskan bahwa semua ini
 bukan salahku dan juga memberitahunya bahwa kami akan segera mempunyai
 anak.Tetapi melihat sinar matanya,aku tidak pernah menjelaskan masalah
 ini.Aku rela dipukul atau dimaki-maki olehnya walaupun ini bukan
 salahku.Waktu berlalu dengan sangat lambat.Kami hidup serumah tetapi
 seperti tidak mengenal satu sama lain.Dia pulang makin larut malam.Suasana
 tegang didalam rumah.



 Suatu hari,aku berjalan melewati sebuah cafι,melalui keremangan lampu
 dan kisi-kisi jendela, aku melihat suamiku dengan seorang wanita
 didalam.Dia sedang menyibak rambut sang gadis dengan mesra.Aku tertegun dan mengerti apa yang telah terjadi.Aku masuk kedalam dan berdiri di depan
 mereka sambil menatap tajam kearahnya.Aku tidak menangis juga tidak
 berkata apapun karena aku juga tidak tahu harus berkata apa.Sang gadis
 melihatku dan ke arah suamiku dan segera hendak berlalu.Tetapi dicegah
 oleh suamiku dan menatap kembali ke arahku dengan sinar mata yg tidak
 kalah tajam dariku.Suara detak jangtungku terasa sangat keras,setiap detak
 suara seperti suara menuju kematian.Akhirnya aku mengalah dan berlalu dari
 hadapan mereka,jika tidak.. mungkin aku akan jatuh bersama bayiku
 dihadapan mereka.



 Malam itu dia tidak pulang ke rumah.Seakan menjelaskan padaku apa
 yang telah terjadi.Sepeninggal nenek,rajutan cinta kasih kami juga
 sepertinya telah berakhir.Dia tidak kembali lagi ke rumah,kadang sewaktu
 pulang ke rumah,aku mendapati lemari seperti bekas dibongkar.Aku tahu dia
 kembali mengambil barang-barang keperluannya.Aku tidak ingin menelepon dia
 walaupun kadang terbersit suatu keinginan untuk menjelaskan semua
 ini.Tetapi itu tidak terjadi.........,semua berlalu begitu saja.


 Aku mulai hidup seorang diri,pergi check kandungan seorang
 diri.Setiap kali melihat sepasang suami istri sedang check kandungan
 bersama,hati ini serasa hancur.Teman-teman menyarankan agar aku membuang
 saja bayi ini,tetapi aku seperti orang yg sedang histeris mempertahankan
 miliknya.Hitung-hitung sebagai pembuktian kepada nenek bahwa aku tidak
 bersalah.



 Suatu hari pulang kerja,aku melihat dia duduk didepan ruang
 tamu.Ruangan penuh dengan asap rokok dan ada selembar kertas diatas
 meja,tidak perlu tanya aku juga tahu surat apa itu.2 bulan hidup
 sendiri,aku sudah bisa mengontrol emosi.Sambil membuka mantel dan topi aku
 berkata kepadanya:"Tunggu sebentar,aku akan segera menanda tanganinya".Dia
 melihatku dengan pandangan awut-awutan demikian juga aku.Aku berkata pada
 diri sendiri,jangan menangis,jangan menangis.Mata ini terasa sakit sekali
 tetapi aku terus bertahan agar air mata ini tidak keluar.Selesai membuka  mantel,aku berjalan ke arahnya dan ternyata dia memperhatikan perutku yang
 agak membuncit.Sambil duduk di kursi,aku menanda tangani surat itu dan
 menyodorkan kepadanya."Lu di,kamu hamil?" Semenjak nenek meninggal,itulah
 pertama kali dia berbicara kepadaku.Aku tidak bisa lagi membendung air
 mataku yg menglir keluar dengan derasnya.Aku menjawab:"Iya,tetapi tidak
 apa-apa.Kamu sudah boleh pergi".Dia tidak pergi,dalam keremangan ruangan
 kami saling berpandangan.Perlahan-lahan dia membungkukan badanya ke
 tanganku,air matanya terasa menembus lengan bajuku.Tetapi di lubuk
 hatiku,semua sudah berlalu,banyak hal yang sudah
 pergi dan tidak bisa diambil kembali.



 Entah sudah berapa kali aku mendengar dia mengucapkan kata:"Maafkan
 aku,maafkan aku".Aku pernah berpikir untuk memaafkannya tetapi tidak
 bisa.Tatapan matanya di cafe itu tidak akan pernah aku lupakan.Cinta
 diantara kami telah ada sebuah luka yg menganga.Semua ini adalah sebuah
 akibat kesengajaan darinya.



 Berharap dinding es itu akan mencair,tetapi yang telah berlalu tidak
 akan pernah kembali.Hanya sewaktu memikirkan bayiku,aku bisa bertahan
 untuk terus hidup.Terhadapnya,hatiku dingin bagaikan es,tidak pernah
 menyentuh semua makanan pembelian dia,tidak menerima semua hadiah
 pemberiannya tidak juga berbicara lagi dengannya.Sejak menanda tangani
 surat itu,semua cintaku padanya sudah berlalu,harapanku telah lenyap tidak
 berbekas.



 Kadang dia mencoba masuk ke kamar untuk tidur bersamaku,aku segera
 berlalu ke ruang tamu,dia terpaksa kembali ke kamar nenek.Malam
 hari,terdengar suara orang mengerang dari kamar nenek tetapi aku tidak
 perduli.Itu adalah permainan dia dari dulu.Jika aku tidak perduli
 padanya,dia akan berpura-pura sakit sampai aku menghampirinya dan bertanya
 apa yang sakit.Dia lalu akan memelukku sambil tertawa terbahak-bahak.Dia
 lupa........,itu adalah dulu,saat cintaku masih membara,sekarang apa lagi
 yg aku miliki?




 Begitu seterusnya,setiap malam aku mendengar suara orang mengerang
 sampai anakku lahir.Hampir setiap hari dia selalu membeli barang-barang
 perlengkapan bayi,perlengkapan anak-anak dan buku-buku bacaan untuk
 anak-anak.Setumpuk demi setumpuk sampai kamarnya penuh sesak dengan
 barang-barang.Aku tahu dia mencoba menarik simpatiku tetapi aku tidak
 bergeming.Terpaksa dia mengurung diri dalam kamar,malam hari dari kamarnya
 selalu terdengar suara pencetan keyboard komputer.Mungkin dia lagi
 tergila-gila chatting dan berpacaran di dunia maya pikirku.Bagiku itu
 bukan lagi suatu masalah.


Suatu malam di musim semi,perutku tiba-tiba terasa sangat sakit dan
 aku berteriak dengan suara yang keras.Dia segera berlari masuk ke
 kamar,sepertinya dia tidak pernah tidur.Saat inilah yg ditunggu-tunggu
 olehnya.Aku digendongnya dan berlari mencari taksi ke rumah
 sakit.Sepanjang jalan,dia mengenggam dengan erat tanganku,menghapus
 keringat dingin yg mengalir di dahiku.Sampai di rumah sakit,aku segera
 digendongnya menuju ruang bersalin.Di punggungnya yang kurus kering,aku
terbaring dengan hangat dalam dekapannya.Sepanjang hidupku,siapa lagi yang
mencintaiku sedemikian rupa jika bukan dia?


Sampai dipintu ruang bersalin,dia memandangku dengan tatapan penuh
 kasih sayang saat aku didorong menuju persalinan,sambil menahan sakit aku
 masih sempat tersenyum padanya.Keluar dari ruang bersalin,dia memandang
 aku dan anakku dengan wajah penuh dengan air mata sambil tersenyum
 bahagia.Aku memegang tanganya,dia membalas memandangku dengan
 bahagia,tersenyum dan menangis lalu terjerambab ke lantai.Aku berteriak
 histeris memanggil namanya.


 Setelah sadar,dia tersenyum tetapi tidak bisa membuka matanya...aku
 pernah berpikir tidak akan lagi meneteskan sebutir air matapun
 untuknya,tetapi kenyataannya tidak demikian,aku tidak pernah merasakan
 sesakit saat ini.Kata dokter,kanker hatinya sudah sampai pada stadium
 mematikan,bisa bertahan sampai hari ini sudah merupakan sebuah
 mukjijat.Aku tanya kapankah kanker itu terdeteksi? 5 bulan yg lalu kata
 dokter,bersiap-siaplah menghadapi kemungkinan terburuk.Aku tidak lagi
perduli dengan nasehat perawat,aku segera pulang ke rumah dan ke kamar
 nenek lalu menyalakan komputer.


 Ternyata selama ini suara orang mengerang adalah benar apa adanya,aku
 masih berpikir dia sedang bersandiwara....Sebuah surat yg sangat panjang
 ada di dalam komputer yg ditujukan kepada anak kami."Anakku,demi dirimu
 aku terus bertahan,sampai aku bisa melihatmu.Itu adalah harapanku.Aku tahu
 dalam hidup ini,kita akan menghadapi semua bentuk kebahagiaan dan
 kekecewaan,sungguh bahagia jika aku bisa melaluinya bersamamu tetapi ayah
 tidak mempunyai kesempatan untuk itu.Didalam komputer ini,ayah mencoba
 memberikan saran dan nasehat terhadap segala kemungkinan hidup yg akan  kamu hadapi.Kamu boleh mempertimbangkan saran ayah.


 "Anakku,selesai menulis surat ini,ayah merasa telah menemanimu hidup
 selama bertahun -tahun.Ayah sungguh bahagia.Cintailah ibumu,dia sungguh
 menderita,dia adalah orang yang paling mencintaimu dan adalah orang yang
 paling ayah cintai".
 Mulai dari kejadian yg mungkin akan terjadi sejak TK,SD,SMP,SMA
 sampai kuliah,semua tertulis dengan lengkap didalamnya.Dia juga menulis  sebuah surat untukku."Kasihku,dapat menikahimu adalah hal yang paling
 bahagia aku rasakan dalam hidup ini.Maafkan salahku,maafkan aku tidak
 pernah memberitahumu tentang penyakitku.Aku tidak mau kesehatan bayi kita
 terganggu oleh karenanya.Kasihku,jika engkau menangis sewaktu membaca
 surat ini,berarti kau telah memaafkan aku.Terima kasih atas cintamu padaku
 selama ini.Hadiah-hadiah ini aku tidak punya kesempatan untuk
 memberikannyapada anak kita.Pada bungkusan hadiah tertulis semua tahun
 pemberian padanya".


 Kembali ke rumah sakit,suamiku masih terbaring lemah.Aku menggendong
 anak kami dan membaringkannya diatas dadanya sambil
 berkata:"Sayang,bukalah matamu sebentar saja,lihatlah anak kita.Aku mau
 dia merasakan kasih sayang dan hangatnya pelukan ayahnya".Dengan susah
 payah dia membuka matanya,tersenyum..............anak itu tetap dalam
 dekapannya,dengan tanganya yg mungil memegangi tangan ayahnya yg kurus dan
 lemah.Tidak tahu aku sudah menjepret berapa kali momen itu dengan kamera
 di tangan sambil berurai air mata....................

***


 Teman-teman terkasih,aku sharing cerita ini kepada kalian,agar kita semua
 bisa menyimak pesan dari cerita ini.Mungkin saat ini air mata kalian
 sedang jatuh mengalir atau mata masih sembab sehabis menangis,ingatlah
 pesan dari cerita ini :"Jika ada sesuatu yg mengganjal di hati diantara
 kalian yang saling mengasihi,sebaiknya utarakanlah jangan simpan didalam
 hati.Siapa tau apa yg akan terjadi besok? Ada sebuah pertanyaan:Jika kita
 tahu besok adalah hari kiamat,apakah kita akan menyesali semua hal yang
 telah kita perbuat? atau apa yg telah kita ucapkan? Sebelum segalanya
 menjadi terlambat,pikirlah matang2 semua yg akan kita lakukan sebelum kita
 menyesalinya seumur hidup.

source : http://forumkristen.com/index.php?topic=6696.0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar