Sabtu, 15 Oktober 2011

HARUSKAH KITA MENJAUHI ORANG BERDOSA?


“Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapil orang berdosa supaya mereka bertobat.” (Lukas 5, 31-32)

Adalah seorang pemuda mengalami penderitaan baru ketika ia berhasil melepaskan cara hidup lama yang negatif dan mulai membangun hidupnya yang baru. Pemuda ini pernah beberapa kali keluar masuk penjara oleh keterlibatannya dalam berbagai bentuk kejahatan. Karenanya ia kemudian dicap sebagai ‘orang jahat dan orang berdosa’ oleh orang-orang yang berada di sekitarnya. Jangankan menyapa dan bertamu di rumahnya, melihat kehadirannya dari kejauhan saja orang-orang membelokkan wajahnya dan berusaha menghindar darinya. Sungguh suatu pengalaman penderitaan yang mengharukan. Betapa tidak! Sesudah bebas dari penderitaan kehidupan masa lampau yang berakhir di penjara,  karena sikap dan perilakunya sendiri, kini ia harus berjumpa dan mengalami penderitaan yang baru di luar penjara, karena sikap dan perlakuan sesamanya.

 
Dalam kehidupan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, kelompok orang berdosa tidak mendapat tempat yang layak dalam keseharian mereka. Mereka suka menghakimi kehadiran orang berdosa dan membenarkan praktek menyingkirkan dan mencambuki orang-orang seperti ini. Bagi kelompok elit ini, orang berdosa adalah mereka yang tidak mengenal hukum Allah, yang karena itu biasa melanggar berbagai macam hukum Allah sesuka hatinya. Karena itu kelompok orang berdosa tidak menjadi bagian dari kehidupan mereka. Mereka itu misalnya para pelacur dan pemungut cukai. Orang berdosa seperti itu harus dijauhi seperti  orang berpenyakit menular yang belum ada obatnya. Haruskah kita menjauhi orang berdosa? Bukankah kita juga adalah sama-sama orang berdosa?

Berhadapan dengan cara pandang dari orang-orang Farisi dan ahli Taurat tentang orang berdosa dan sikap penolakkan yang ditunjukkan kepada sesamanya, Yesus menunjukkan kekuatan Kerajaan Allah yang hadir jusru untuk menyelamatkan orang berdosa. Di depan kehidupan orang-orang elit bangsa Yahudi, Yesus berujar, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang bebar, tetapi orang berdosa” (Lukas 5, 31-36). Kata-kata Yesus ini menunjukkan dengan jelas ketegasan sikap Allah kepada hidup manusia. Di mata Allah semua orang adalah orang berdosa yang perlu ditolong untuk bertobat dan mengalami keselamatan. Jadi kalau Yesus berkata bahwa Ia datang untuk memanggil orang berdosa, itu berarti Ia datang untuk memanggil semua orang. Tergantung dari kita apakah mau mengaku diri sebagai orang berdosa dan apakah mau bertobat dan diselamatkan oleh Allah.
Saudaraku terkasih! Masuklah dalam keheningan dan lihatlah dirimu di hadapan Dia yang tersalib. Berusahlah untuk menemukan kehadiran Yesus yang berujar, “SahabatKU, Aku mengasihi dan mengampunimu. Hendaklah hal yang sama engkau tunjukkan dan berikan kepada sesamamu yang membutuhkannya!”

Tuhanku, kunjungilah hatiku dan tinggallah bersamaku. Datang dan rajailah hatiku! Mari Tuhan, berjalanlah bersamaku, karena aku ini sangat lemah.Peganglah tanganku, karena aku ini sangat rapuh. Tuhan, biarkanlah CahayaMU bersinar dalam kegelapan hidupku, karena aku merindukan kasihMU, Amin.
Tuhan berkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar